Samsung Electronics hari ini mengatakan bahwa mereka telah membukukan rekor laba operasional sebesar 8,1 triliun won (sekitar 70 triliun rupiah) pada kuartal ketiga tahun ini berkat penjualan smartphone yang semakin menguat. Ini adalah kuartal keempat berturut-turut Samsung Electronics mencatat rekor laba operasi.
Dalam sebuah pengajuan regulator, Samsung dalam perkirakan awal untuk periode Juli-September adalah peningkatan 90,6 persen dari 4,3 triliun won setahun sebelumnya dan 20,5 persen keuntungan dari kuartal sebelumnya. Ini adalah untuk pertama kalinya sebuah perusahaan Korea telah melebihi 8 triliun won laba operasional per-kuartal.
Dalam pengajuan ke Korea Exchange (KRX), Samsung Electronics juga mengatakan bahwa mereka mencatat rekor penjualan dari 52 triliun won selama periode tiga bulan, naik 26 persen dari tahun lalu.
"Untuk sembilan bulan pertama tahun ini, Samsung telah menuai 144,87 triliun won untuk pendapatan, sementara laba operasi gabungan mencapai 20,67 triliun won. Sangat mungkin bagi Samsung untuk meraih pendapatan 200 triliun won dan laba usaha 25 triliun won sepanjang tahun,'' kata juru bicara dari Samsung.
Samsung berencana untuk mengumumkan rincian kinerja per-kuartal oleh divisi bisnis mereka pada akhir bulan ini.
Pejabat Samsung mengatakan penjualan smartphone telah membaik, sedangkan produk elektronik konsumen dan divisi panel layar juga membantu meningkatkan pendapatan per-kuartal.
"Bisnis smartphone kami sangat mengesankan pada kuartal ketiga. Kami berharap divisi pembuatan ponsel bisa mengambil 68 persen dengan melaporkan setidaknya 5,5 triliun dari laba operasional 8,1 triliun won per-kuartal," kata pejabat Samsung tadi.
Tapi pejabat itu juga menekankan usaha lain perusahaannya telah membaik atau setidaknya terjamin meskipun adanya krisis utang yang saat ini sedang mendera negara-negara di Eropa dan perlambatan belanja konsumen di Amerika Serikat dan China.
"Ini adalah pertanda baik untuk Samsung setelah persaingan dengan Apple diperkirakan akan semakin memanas pada kuartal keempat setelah dirilisnya Apple iPhone terbaru," kata pejabat Samsung tadi.
Unit elekronik konsumen Samsung, yang terutama menangani bisnis televisi nya, melaporkan laba usaha sekitar 700 miliar won pada kuartal terakhir berkat meningkatnya popularitas Smart TV di pasar bisnis strategis Samsung di Eropa, Amerika Utara dan China.
Divisi semikonduktor Samsung, yang merupakan sapi perah tradisional, sepertinya akan bisa membuat beberapa laba usaha senilai 1 triliun won selama periode Juli-September dibantu oleh peningkatan pengapalan prosesor aplikasi mobile untuk digunakan dalam smartphone dan tablet dan chip memori jenis flash.
Tapi eksekutif Samsung mengakui bahwa mereka cukup cemas dengan ketergantungan perusahaan pada bisnis smartphone yang lagi booming. Menurut eksekutif ini, kontribusi laba dari bisnis pembuatan ponsel adalah antara 20 dan 30 persen sebelum smartphone keluar. Tapi sekarang menjadi 73 persen pada kuartal pertama tahun ini.
"Ini merupakan tantangan baru bagi kami. Kami diminta untuk menemukan smartphone berikutnya untuk diversifikasi portofolio bisnis kami dan menurunkan ketergantungan berat pada bisnis itu," kata seorang eksekutif Samsung kepada The Korea Times.
Samsung dan Apple telah mendominasi permintaan global untuk smartphone. Namun peningkatan pesat dari produsen smartphone murah China termasuk ZTE dan Huawei telah menjadi ancaman bagi Samsung dan mendesak para pembuat keputusan puncaknya untuk mengembangkan bisnis lain untuk keberlanjutan perusahaan.
"Saya dapat mengatakan booming smartphone saat ini adalah seperti minuman berkarbonasi. Maksud saya smartphone tidak perlu investasi besar, tidak seperti chip memori, dan bisa menjadi fase lewat yang singkat," kata salah seorang pejabat Samsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar