Dolfin adalah browser web yang berbasis WebKit. WebKit saat ini digunakan sebagai dasar dari mayoritas browser smartphone, termasuk yang dari MeeGo, Palm, Android, Apple dan berikutnya RIM. Semua browser web ini didasarkan pada core WebKit yang open source, dan ada banyak implementasi dari WebKit mobile ini dengan perbedaan yang besar diantara mereka, terutama pada hal kegunaannya dan kemampuan rendering.
Saya mulai dengan menjalankan beberapa tes kompatibilitas HTML5 pada Dolfin dengan menggunakan W3C Web Compatibility Test for Mobile Browsers version 2 dan Tes Momac HTML5, keduanya merupakan tes komprehensif dari sejumlah besar elemen HTML5, atribut dan metode JavaScript.
Tes W3C memiliki 12 uji kasus dan Dolfin melewati sembilan dari pengujian itu untuk mendapatkan skor 75%. Test yang gagal dilewati adalah <video>, <audio> dan Web Worker test. Sebagai perbandingan, browser web pada Android 2.1 mencetak skor 67% dan Opera Mobile 10 dengan skor 34% dari tes W3C ini.
Dolfin juga bisa lulus dalam 86 pengujian dari total 160 dengan menggunakan metode pengujian dari Momac, termasuk semua bagian dari pengujian untuk Canvas, Geolocation, Local Storage dan Offline Web Application. Sisi dimana terjadi kegagalan pengujian lagi-lagi pada kurangnya dukungan untuk elemen Video atau Audio serta Web Workers. Browser pada Android 2.1 mencetak skor 118 dan Opera Mobile 10 lagi-lagi menjadi browser yang paling lemah dengan hanya mencatatkan skor 33 pada uji Momac ini.
Jadi paling tidak diatas kertas, Dolfin adalah browser yang cukup baik dalam menjalankan HTML5. Lalu bagaimana kinerja dan kegunaannya di dunia nyata? Di sebagian besar area berjalan dengan baik. Versi HTML5 dari layanan Google yang juga diberikan untuk perangkat iPhone dan Android seperti Search, Gmail, Maps dan Calendar, semuanya bekerja dengan sangat baik. Google Search dan Maps mampu mengambil dan menggunakan data dari my locations. Google Maps terlihat sangat mengesankan dalam Dolfin browser dengan kecepatannya dan proses scrolling maupun zooming yang sangat halus. Google Reader secara default adalah untuk versi WAP, tapi saya mampu memuat iPhone Reader di www.google.com/reader/i/ dan itu bekerja dengan sempurna juga.
Keunggulan dari Dolfin browser bukan menjadikannya tanpa kelemahan sama sekali. Untuk sisi positifnya, halaman web dimuat dengan cepat dan untuk pinch zooming sangat halus dan akurat. Dolfin tidak mendukung "flick scrolling", tetapi halaman dapat bergulir dengan mudah dengan cara menyeretnya (dragging) dan ada juga sebuah scroll bar untuk menuju ke bagian dari suatu halaman web dengan cepat atau menuju ke bagian atas atau bawah layar dengan mudah. Tekan lama pada layar kemudian drag ke kanan akan membuat kata yang kita inginkan di highlights, dan kita juga bisa memperbesar seleksi dengan menyeretnya lebih jauh dan dengan konteks menu yang tersedia kita bisa menyalinnya (copy), menggunakannya sebagai permintaan pencarian pada Google Search atau menaruhnya pada Google Translate versi mobile untuk diterjemahkan. Salinan teks dapat juga di-paste ke URL bar atau ke aplikasi lain termasuk email dan pesan. Dolfin juga mendukung multiple windows meskipun tidak ada pilihan untuk membuka link di jendela baru di background, salah satu fitur favorit saya di browser Android. Namun, Dolfin browser masih lebih baik dibanding browser Android dalam hal dukungan untuk atribut HTML <input> tag's type="file" yang menambahkan tombol "browse for file" dan dialog untuk halaman web. Fitur ini sering digunakan oleh situs sharing berbagai file dan media seperti Facebook, YouTube, Kaskus, dll. Browsing file pada perangkat bada terbatas pada foto, audio dan folder "others" pada Samsung Wave yang merupakan semacam dropbox dimana kita bisa menyalin hampir semua jenis file dari PC dengan menggunakan mode mass storage.
Walaupun Dolfin browser dari OS bada ini secara umum memilikh kinerja dan performa yang cukup baik, tetapi saya melihat ada satu kelemahan yang cukup mencolok dan sedikit menggangu bagi saya. Ketika kita melakukan zoom ke halaman, teks tidak reflow. Hal ini cukup mengganggu terutama dalam orientasi potret, karena terkadang tulisan pada suatu kolom terlihat sangat kecil. Kita bisa zoom in untuk mendapatkan teks yang dapat dibaca, tapi kemudian baris teks menjadi lebih panjang dari lebar layar dan membutuhkan horizontal scrolling untuk bisa membacanya. Hal-hal ini tidak akan kita temukan bila membaca halaman dalam orientasi landscape, tapi masih saja ada yang sulit untuk dibaca tanpa zooming di mana akan diperlukan scrolling horisontal untuk halaman web yang terlalu besar.
Jadi meskipun secara umum kinerjanya cukup baik, fitur yang dimiliki cukup lengkap dan stabilitas browser yang saya nilai luar biasa, tapi saya menilai masih ada kekurangan dalam hal teks pada halaman web. Mungkin ini adalah bug pada rilis awal dari browser bada ini yang saya harap bisa segera dibenahi karena faktor lainnya saya nilai sudah sangat bagus sebagai sebuah browser mobile.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar