Keputusan Samsung untuk meluncurkan platform Bada agak sedikit mengejutkan.Bagaimanapun, Raksasa Korea ini sudah memiliki perangkat Windows Mobile dan Android dalam jajaran produk mereka, jadi kenapa harus repot-repot berinvestasi sumber daya dalam jumlah besar untuk mengembangkan platform mobile baru?
Pada waktu terjadi perang antara Pocket PC dan Palm, fokus lebih diutamakan pada fitur dan user interface. Tapi ketika Apple iPhone turun untuk ikut bertarung beberapa tahun yang lalu, mereka menambahkan dimensi baru ke dalam perang ini, yaitu app store atau toko aplikasi online. Dengan menciptakan sebuah model bisnis dimana para pengembang aplikasi mendapatkan 70 persen dari harga jual dan sisanya akan dimiliki vendor pembuat platform, sumber pendapatan baru ini tidak hanya membuat pemain incumbent seperti Microsoft dan Palm ikut juga meluncurkan toko aplikasi mereka sendiri, tapi juga menjadi pendorong bagi tumbuhnya platform baru seperti Google Android dan Samsung Bada.
Dr Hankil Yoon, Vice President of the Product Strategy Team, memberikan presentasi tentang strategi platform smartphone baru Samsung ini.
Namun, sepertinya konglomerasi yang berbasis di Seoul ini menginginkan kita untuk percaya bahwa Bada lebih dari sekadar "sekrup" dalam mencari keuntungan dari pembuatan sebuah "roda". Memang slogan "demokratisasi smartphone" terdengar lebih mirip pidato politik daripada strategi pemasaran dilapangan, tetapi platform mobile ini lebih dari sekedar proyek setengah matang. Dr Hankil Yoon, Vice President of Samsung Product Strategy Team, Mobile Communications Division, telah berbagi visi perusahaan dan rencana-rencana untuk Bada selama sesi meja bundar di Mobile World Congress tradeshow.Kami telah menyaring beberapa poin yang relevan tentang rincian apa yang dibawa oleh Bada di sesi ini.
Bagaimana Bada akan bersaing dengan platform smartphone yang ada saat ini mengingat Samsung telah memiliki perangkat Windows Mobile dan Android?
Sementara platform smartphone lain bersaing di segmen pasar yang sama satu sama lain, Bada lebih menargetkan kepada pengguna "feature phone" yang ingin mendapatkan fungsi lebih pada ponselnya, tetapi tidak bersedia untuk membayar mahal untuk smartphone kelas high end. Smartphone Bada tidak hanya bersaing dalam harga, tetapi juga memungkinkan aplikasi pihak ketiga untuk dapat dengan mudah diinstal melalui toko aplikasi Samsung Apps.
Mengapa Samsung mampu membuat smartphone Bada lebih murah dibanding pesaing yang lain?
Salah satu alasan yang mungkin karena Bada bukan merupakan sistem operasi yang dibangun dari bawah ke atas. Sebaliknya, ini didasarkan pada fitur yang ada pada platform ponsel Samsung. Apa yang Bada lakukan adalah menambahkan sebuah lapisan API (Application Programming Interface) yang memberikan tampilan baru dan memungkinkan pengembang untuk mengakses ke fungsi hardware. Di samping itu, berbeda dengan platform lain, persyaratan perangkat keras untuk Bada adalah jauh lebih rendah. Sehingga dengan demikian dapat diinstal pada perangkat ponsel yang relatif murah, tidak memerlukan pengolahan processor dalam bilangan Gigahertz atau memori internal yang sangat besar.
Berapa banyak aplikasi Bada saat ini?
Pada tahun ini saja, pengguna smartphone Bada dapat mengharapkan antara 2.000 sampai 3.000 aplikasi di toko aplikasi Samsung Apps yang dapat diakses di lebih dari 50 negara. Namun, beberapa aplikasi yang dikembangkan oleh pengembang lokal mungkin akan tersedia di negara-negara tertentu saja. Walaupun ada beberapa aplikasi yang dibuat oleh Tim Samsung sendiri, tetapi mayoritas aplikasi akan berasal dari pengembang pihak ketiga.
Apa yang menarik bagi para pengembang perangkat lunak untuk membuat aplikasi untuk Bada?
Samsung telah merilis SDK (Software Development Kit) secara online dan menciptakan sebuah forum sebagai dukungan bantuan bagi para pengembang. Juga akan ada kontes (perlombaan) untuk mendorong terciptanya aplikasi-aplikasi berkualitas yang akan diselenggarakan sepanjang tahun. Juga tidak ada biaya sama sekali buat para pengembang perangkat lunak untuk membuat aplikasi untuk Bada. Pembagian keuntungan akan mengikuti standar pasar saat ini, dengan 70 persen dari hasil penjualan akan masuk ke kantong pengembang.
Saat peluncuran Bada, salah satu faktor kunci yang ditampilkan adalah operator-friendly. Apa artinya ini?
Interface Bada dapat disesuaikan oleh telcos untuk memasukkan program khusus operator beserta fungsinya. Selain itu, 30 persen dari penjualan aplikasi akan dibagi antara Samsung dan operator, meskipun untuk angka tertentu tidak akan diungkapkan.
Kita telah melihat platform perangkat mobile bisa digunakan oleh lini dari produk yang lain seperti Netbooks dan slate tablet. Apakah kita juga akan segera melihat Bada pada bentuk media yang lain?
Meskipun tidak ada batasan perangkat keras yang terlibat, Samsung saat ini memang sedang melihat ke dalam lini produk lainnya. Tetapi sampai saat ini belum ada rencana konkret yang telah kami umumkan untuk hal ini.
Bagaimana dengan user interface (UI) Bada dan toko aplikasinya, apakah bisa digunakan di sistem operasi lain semisal Android?
Tidak, Samsung tidak memiliki rencana migrasi untuk Bada agar bisa bekerja pada platform smartphone lain.
Dengan e-book telah mendapatkan momentum, berkat munculnya e-reader dan slate tablet yang akan datang, apakah akan ada kolaborasi untuk Bada dengan penerbit?
Samsung masih dalam tahap diskusi dengan para penerbit buku, jadi kami belum bisa mengungkapkan kemitraan seperti apa yang telah berjalan.
Apakah ada rencana untuk OS Bada akan digunakan pada ponsel non-touchscreen?
Ya, akan ada perangkat non-touchscreen yang berdasarkan platform Bada. Toko aplikasi Samsung Apps akan mendeteksi jenis perangkat yang digunakan dan menyaring aplikasi yang sesuai untuk ponsel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar