Setengah tahun sudah platform bada hadir di Indonesia. Tidak seperti negara lainnya yang kemunculannya diawali dengan acara peluncuran yang megah dan berbagai strategi marketing yang gencar, di Indonesia platform bada hadir nyaris tanpa suara. Ada beberapa alasan memang yang membuat Samsung Indonesia seperti “kurang bergairah” mempromosikan bada di Indonesia. Ini bukan wujud dari keprihatinan, tapi hanya sekedar analisa dari fakta dan masa depan untuk platform bada di Indonesia.
Yang pertama kita harus menyadari karakter dari kebanyakan pengguna ponsel di Indonesia yang cenderung mengikuti tren yang berkembang di masyarakat dan memiliki banyak waktu untuk bersosialisasi. Ini berimbas pada gadget yang ingin mereka miliki akan berdasar pada opini di masyarakat. Tidak jauh-jauh ambil saja contoh fenomena BlackBerry yang hanya terjadi di Indonesia hingga semua pengguna ponsel non-BlackBerry pun mencari-cari fitur maupun desain yang sekiranya mirip dengan berbagai layanan yang dihadirkan oleh ponsel buatan Kanada itu. Tidak hanya vendor lokal, vendor besar seperti Nokia ikut menikmatinya lewat kesuksesan seri E71, E63 hingga E72, begitu juga Samsung dengan seri Omnia Pro nya yang berbasis Windows Mobile.
Saat ini Android, masa depan untuk bada
Selain BlackBerry, tren yang mulai muncul saat ini di Indonesia adalah iPhone/iPad dan Android. Karena Samsung juga memiliki target untuk segera menggeser Nokia maka jalan yang harus ditempuh adalah mem “booming” kan Android di Indonesia. Platform Android pada dasarnya tidak direkomendasikan pada spesifikasi hardware yang rendah karena harus mengoperasikan Java Virtual Machine yang disebut Dalvik untuk untuk menjalankan aplikasi-aplikasinya. Google melakukan hal ini karena aplikasi berbasis Java lebih mudah dibuat dibanding C++ sehingga bisa mengundang lebih banyak pengembang, tapi resikonya hardware akan bekerja lebih keras sehingga akan membuat baterai boros dan tidak bisa jalan di spesifikasi hardware yang rendah. Tapi karena pasar low-end jauh lebih besar dibanding high-end, maka banyak vendor juga membuat ponsel Android murah, yaitu dengan cara mengorbankan komponen hardware yang lain seperti casing, layar, kamera, dll untuk menutupi ongkos prosesor dan memori yang mahal. Anda tidak akan pernah menjumpai ponsel Android dengan desain premium menggunakan aluminium berharga murah untuk seri Galaxy.
Hal yang terjadi di Indonesia tidak terjadi di negara lain. Di negara-negara yang merk Samsung sudah sangat kuat seperti Eropa dan beberapa negara Asia seperti India, Vietnam, Korea, platform bada lebih sering dipromosikan dibanding Android. Kalau Anda iseng-iseng follow akun Twitter Samsung Inggris atau India misalnya, mereka akan lebih banyak membahas bada dibanding Android hingga saya pernah menjumpai salah satu konsumennya protes karena tidak pernah membahas Android sama sekali. Sama seperti Nokia yang saat ini sedang mengalami masa transisi dari Symbian ke Windows Phone, Samsung juga sedang melakukan transisi dari Android ke bada. Dalam masa transisi ini, kedua vendor sebisa mungkin melakukan berbagai cara agar “market share” mereka tidak turun, stabil dan kalau bisa terus naik. Mereka perlu melakukan edukasi secara perlahan untuk tiap konsumen.
Mengapa Samsung tidak seterusnya saja menggunakan Android karena saat ini sudah sukses sebagai vendor Android terbesar? Jawabannya mungkin akan sama seperti pertanyaan: Mengapa Anda berhenti menjadi manajer di perusahaan A padahal Anda adalah manajer paling sukses dan paling dipercaya disana? Karena saya ingin memiliki perusahaan sendiri, saya ingin mengontrol masa depan saya sendiri, saya punya banyak gagasan yang tidak mungkin saya jalankan di perusahaan itu, dan yang paling penting saya ingin menjadi lebih besar dari hanya menjadi seorang manajer untuk perusahaan orang lain.
Head of Samsung Mobile Marketing PT Samsung Electronics Indonesia, Eka Anwar, mengakui pihaknya masih membutuhkan waktu pengembangan bada. Platform yang sama-sama berbasis open source seperti Android itu tetap dikembangkan. Jadi saat ini fokus ke Android dulu, “Namun nantinya semua produk Samsung yang bukan ponsel akan menggunakan sistem operasi bada, seperti AC," lanjutnya.
Sementara Pambudi Sudirman, Manajer Mobile Application dari Samsung Indonesia dalam acara Samsung Bada Developer Day di Hotel JW Marriot Jakarta tahun lalu mengatakan: "Ke depannya semua produk Samsung mengarah ke bada. Selama ini Samsung memang terkenal dengan ragam aplikasi berbasis Java. Nah, ke depannya semua produk Samsung bakal mengarah ke bada,” paparnya kepada puluhan developer yang hadir pada acara tersebut. Ketika ditanya mana yang lebih diprioritaskan oleh Samsung: “Tidak ada yang diprioritaskan Samsung. Semua OS akan kita provide. Cuma ada beberapa hal yang hanya bisa diprovide di Android, hanya bisa di Windows Mobile, ataupun bada." Saat ditanya apakah Samsung bakal menutup OS-OS lain yang ada, Pambudi menjawab tidak akan ditutup. "Hanya saja, mungkin dikurangi perlahan dan itu semua tergantung selera pasar," pungkasnya.
Pengguna Samsung Wave II dan Wave 525 terbanyak menurut polling
Ya, polling pertama di blog bada Indonesia telah berakhir beberapa hari yang lalu. Hasilnya cukup mengejutkan bagi saya karena pengguna Wave II yang notabene berharga paling mahal menjadi yang terbanyak. Polling ini memang tidak mencerminkan kondisi yang sesungguhnya, masih banyak pengguna smartphone bada diluar sana yang tidak ikut voting. Tapi setidaknya sedikit memberi gambaran tentang smartphone bada yang paling banyak diminati konsumen.
Kalau mengikuti dari kesan pengguna smartphone bada di Kaskus, forum komunitas terbesar di Indonesia, untuk pengguna Samsung Wave 525, Wave 533 dan Wave 575 rata-rata puas dengan harga dan kemampuan multimedianya serta kurang puas tatkala membandingkannya kapabilitas OS nya dengan Android. Menurut saya mungkin hal ini lebih banyak disebabkan masih minimnya aplikasi untuk bada 1.1 dibanding Android. Tapi tatkala pengguna bada untuk seri Wave ini sudah banyak, saya rasa aplikasi dan game akan datang dengan sendirinya.
Berkebalikan dengan pengguna Samsung Wave II dan Wave yang umumnya puas dengan smartphone miliknya, bahkan bila dibandingkan dengan Android sekalipun.
AVI bisa! MKV bisa! tapi.. RMVB belum bisa.. which I don't really care secara jarang juga formatnya..
Tapi buat donlodfreak kyk ane.. akhirnya.. penantian ane selama ini.. membuahkan hasil!
The MKV and AVI portable player!
Ane bisa nonton pake portable gadget yang bisa jadi HP juga, bukan kebalikan.. hehe.. (serubanget)
saya pilih bada juga karna tdk terlalu suka rooting seperti android, tujuan OC di android memang utk menambah perfoma hape tp kadang msh byk error setelah OC ato custome rom dan mesti flash ulang segala macam serta sampai saat ini android masih boros urusan batere. (hero li)
Ane juga pake ne wave.. buat urusan MOVIE PLAYBACK terutama JAV (avi/DIVX) yang ukuran 1 gb resolusi 600 sd 700 di hajar tanpa leg sedikitpun ampe karyawan ane bengong2 liat film bokep di hape ane bening (dalam hati ya iyalah, lo pake nokiyem dan kawan2 3gp file paling 1-10 MB.... punya gwa filenya 2.000 MB COMpresed AVI DIVX) wkakakkwkak. Alhasil sekarang hp ane sekarang sering di pinjam buat ke kamar mandi wkwkwkwkwkwkw (ahahaha)
Sampai skrg ane coba bnyk high-end Android, blm ad yg bner2 mulus ky iOS.. IMO, jauh lebih mending Bada dr Android.. Tmen2 ane yg pake iOS or Android jg bnyk yg iri dgn bbrp fitur Bada..(phierkuadrat)
ya sempet liat2 aplikasi dan game di samsungapp, meski gak banyak tapi dah manteb menurut ane gan, lagian kalo banyak2 sampai 8-10 halaman cuman buat keren2an tp gak dipake jg mubazir. Pengalaman dulu pake ipin aplikasi sampai 8 halaman gak pernah dibuka semua (tio1960)
Dengan slogan “Smartphone for Everyone”, perangkat bada memang ditujukan untuk pengguna smartphone yang benar-benar ingin menikmati berbagai fitur yang kaya dari gadget miliknya, tanpa ada kekuatiran untuk kestabilan kinerja dan daya tahan baterainya, tanpa harus dioprek sana-sini untuk mencapai hasil maksimal. Dengan toko aplikasi tunggal seperti halnya iOS, akan menjamin pengguna bada bebas dari serangan virus dan malware karena semua aplikasi telah mengalami seleksi dan pengujian yang ketat sebelum diterbitkan.
Bada 2.0 di bulan September
Platform bada rencananya akan diupgrade ke bada 2.0 pada bulan September tahun ini via Kies dan akan tersedia untuk Samsung Wave II, Samsung Wave dan kemungkinan juga Samsung Wave 575, Wave 723 dan Wave 578. Untuk perangkat bada 2G seperti Samsung Wave 525 dan Wave 533 saat ini masih didiskusikan oleh pihak pengembang bada. Setelah mendapat banyak masukan, Samsung berjanji untuk update kali ini akan berlangsung serentak di semua negara. Untuk para pengembang, bada SDK 2.0 sudah akan hadir pada kuartal kedua tahun ini.
Untuk teman-teman semua pengguna bada di Indonesia dan dimana saja, saya ingin mengucapkan kata-kata penyemangat dalam bahasa Korea yang sering diucapkan oleh para pengembang bada di Korea: bada Hwaiting!!!
Bagi yang belum pernah menonton acara peluncuran platform bada, berikut ini cuplikan videonya:
.
13 komentar:
mantebb nih artikelny.. emg d indo krg trdengar ini OS.. yg booming malah BB, iOS ama android.. tp ane tetep mupeng ama bada.. sdh trlanjur cinta neh.. semoga kedepanny bada bs terus berkembang pesat menyaingi android atopun iOS.. mskipun mgkn jlnny msh sangat pnjg utk mncapai itu.. bada hwaiting!! ^.^
Bada hwaiting!! X)
saya termasuk ingin memiliki & jatuh cinta ma BB dan ANDROID tapi ketika temen saya mempunyai hp dgn fitur OS BADA,ya ampun ketika itu pula saya pindah hati dgn hp samsung...dan skr sy uda pny,walopun sy pake wave s5253 tp sy sgt puas,kaya fitur,tampilan,konektifitas dll...mdh2an klo ada rezky sy ingin membeli S8530 WAVE II,wuihhh...pst lbh mantap lagi,tp kpn ya?????hehehehehe^_^
ada yg lupa...hehee,Bada hwaiting!! X)
agan Ryojin, minta tolong donk bikin petisi/polling biar ada whatsapp buat bada.... ini app bagus biar dpt chat antar OS....
Saya masih ragu dengan keseriusan Samsung dengan masa depan Bada, karena sepertinya para pengguna Bada lebih antusias daripada Samsung sendiri. Ada indikasi Samsung hanya akan menempatkan platform ini untuk mengisi pasar 'lowend' dan bertarung dengan S*mbian yang mulai ditinggalkan N*kia. Asumsi ini muncul dari perangkat Bada yang akan dikeluarkan tahun ini pun adalah perangkat seadanya, lowend, jauh dari hingar bingar teknologi 'dual core' dan 3D. Samsung pun sepertinya ogah mendekati developer software besar untuk masuk ke Bada, yang kucatat baru Gameloft dan EA yang menaruh minat (CMIIW). Malah para pengguna yang aktif mengeluarkan suara bermohon agar beberapa developer mengeluarkan software untuk Bada, pahitnya, belum ada yang disetujui, misalnya whatsapp, vlc, operamini, firefox, real racing dll.
Semoga keraguanku ini tidak benar. Mudah mudahan Samsung tidak menelantarkan Bada dan pengguna fanatisnya, seperti saya (saya pemilik 8500 dan 8530 dan sangat bangga akan keduanya).
Bada Hwaiting!!
Jangan meremehkan pasar low end karena penggunanya jauh lebih besar dari high end walaupun memang gaungnya kalah dengan high end. Samsung telah menghabiskan dana besar untuk mengadakan acara bada Developer Day tiap bulan di seluruh penjuru dunia hingga ke Amerika dimana perangkat bada belum dirilis disana, hadiah jutaan dollar untuk kontes bada Developer Challenge dimana-mana, merekrut ribuan insinyur untuk bekerja di bada sampai membangun akademi khusus untuk mendidik sarjana yang akan bekerja di bada. Ini bukan untuk dibesar-besarkan karena saya juga tidak ingin bada digembar-gemborkan seperti platform lain. Bada bisa dibilang platform pertama dari Asia yang mendunia, jadi biarkan bada besar seperti tipikal orang-orang Asia yang pendiam tapi pekerja keras dan selalu memiliki semangat yang positif.
Untuk perangkat bada, Samsung benar-benar ingin menghadirkan fitur yang benar-benar bisa dirasakan manfaatnya untuk penggunanya. Oleh karena itu untuk bada SDK 1.2 Samsung juga menghadirkan PowerVR SDK agar para pengembang bisa memanfaatkan GPU yang ada di prosesor Hummingbird secara maksimal. Ibaratnya Anda punya PC dengan prosesor Intel P4 dengan VGA onboard dan Anda punya drivernya, sedangkan PC satunya memiliki prosesor Intel dual core dengan VGA eksternal GeForce atau ATI Radeon terbaru tapi Anda tidak punya drivernya, kira-kira mana yang akan bekerja maksimal? Masing-masing vendor Android menggunakan hardware yang berbeda, dan Google tidak mungkin mengembangkan Android yang berbeda-beda untuk memaksimalkan masing-masing hardware tersebut. Android sekarang menjadi pasar yang diperebutkan banyak vendor yang tidak punya OS sendiri, dan untuk menarik konsumen vendor-vendor ini tentunya saling berlomba untuk terlihat paling unggul dalam segalanya, baik software maupun hardware. Dan ini tentunya menyebabkan perangkat Android lebih cepat terlihat "kadaluasa" tanpa pernah dimaksimalkan dibanding platform lain. Itulah mengapa Microsoft mensyaratkan keseragaman hardware untuk perangkat Windows Phone 7 agar bisa memaksimalkan kinerja hardware dan memiliki "masa hidup" yang lebih lama. Saya terus terang lebih suka Samsung tidak mengeluarkan model perangkat yang terlalu banyak untuk bada, asal bisa mewakili semua segmen sudah cukup, dan berikutnya update software dengan fitur-fitur baru secara kontinyu. Untuk tahun ini saya rasa Samsung akan memaksimalkan penggunaan NFC di bada.
Untuk aplikasi itu tergantung pengembang masing-masing, Samsung hanya menyediakan ekosistemnya. Masing-masing platform tentu memiliki komunitas pengembang yang berbeda. Selama ini hampir sebagian besar pengembang berasal dari Amerika. Semoga dengan sering diadakannya event pengembang di Amerika bisa menarik mereka untuk membuat aplikasi untuk bada, serta yang terpenting dengan adanya bada bisa bermunculan pengembang-pengembang baru dari Eropa dan Asia dengan ide-ide baru yang lebih fresh untuk perangkat mobile.
jadi pengen beli.. tapi cm ragu apakah tar wave II ny itu cm di 2.0 ato bisa mpe seterusnya... contoh ky nexus one nya google di support terus sampe 2.3 da naek 2x ato 3x upgrade nya.. tktny kecewa dengan updatenya :)
Menurut saya akan terus diupdate hingga hardware Wave II tidak mampu lagi untuk mengikuti (entah sampai tahun berapa), seperti kasusnya Apple dengan perangkat iOS nya. Samsung lewat bada bukan jualan hardware seperti produk Android mereka, tapi lebih ke software dan layanan. Kalau tidak diupdate maka penggunanya tidak bisa menikmati fitur terbaru dan mengunduh aplikasi terbaru, Samsung jelas rugi juga.
Dalam bada Developer Day di Dubai baru-baru ini Samsung menyebut bada sebagai ekosistem, bukan lagi cuma sekedar platform. Aplikasi bada selain untuk smartphone juga diperuntukkan untuk Smart TV. Samsung juga sedang mempertimbangkan untuk membuat tablet berbasis bada.
Saya pemilik Samsung Wave II, dan sangat excited dengan OS bada ini, selain itu, sebagai software developer saya menyukai SDK bada yang native (no VM).
Tapi sayangnya, ada satu fitur yang saya rasa kurang untuk OS ini, yaitu language pack. Saya di indonesia, tidak bisa menggunakan aplikasi berbahasa arab (al-Quran, kamus bahasa arab, dll) karena font yang dibutuhkan tidak tersedia. Mudah-mudahan ada update untuk masalah ini, atau ada perbaikan di bada 2.0.
Saya pengguna BADA, wave II. Tapi saya ko agak khawatir ya sama prospek ke depannya dari Bada. Saya takut nantinya akan stuck kayak S*MBIAN yang ga kunjung berkembang.
Satu aplikasi yang kurang menurut saya adalah aplikasi chat sesama OS. Seperti misalnya WassUp.
Symbian memang bisa dikatakan hampir mati, karena mulai tahun depan Nokia - satu-satunya vendor yang menggunakan Symbian - akan beralih ke Windows Phone sebagai platform utamanya. Sedangkan bada sesuai artinya yaitu samudra adalah sangat luas dan akan terus dikembangkan agar bisa berjalan di semua perangkat elektronik buatan Samsung.
Untuk aplikasi chat Samsung sudah mengembangkannya sendiri dan akan terus berevolusi untuk meningkatkan fitur jejaring sosial pada semua perangkat buatannya.
mw nanya nih
mengapa android bisa di pasang di berbagai spesifikasi hardware dari yang high sampai yang low end?
mohon bantuannya sob
Posting Komentar