Pemerintah Korea Selatan menilai platform mobile baru Tizen adalah solusi yang tepat sebagai alternatif untuk perang paten. Banyak paten nasional dari pemerintah dan teknologi dalam negeri yang terdapat pada OS Tizen, yang membuat mereka memutuskan untuk mendukung ekosistem Tizen sebagai rencana yang bersifat nasional. Sebagai platform mobile open source, pemerintah Korea juga berharap Tizen segera dapat bersaing dengan platform software yang sudah ada, seperti Apple iOS, Google Android, Microsoft Windows, dan lainnya.
Seorang pejabat dari Korea Communications Commission (KCC) mengatakan bahwa mereka siap untuk mendukung rencana kebijakan pemerintah untuk menyebarkan ekosistem Tizen di negaranya. Komisi ini akan mengumumkan langkah-langkah dukungan, termasuk untuk ekosistem aplikasi berbasis HTML5 untuk Tizen.
Untuk itu pemerintah Korea telah memulai rencananya untuk mempromosikan penggunaan HTML5 sebagai mesin revolusi baru untuk perangkat mobile. Pada tanggal 16 Januari yang lalu KCC mengumumkan sebuah program yang berfokus pada penyebaran penggunaan HTML5. Hong Jin-bae, Direktur untuk divisi kebijakan internet di KCC, mengatakan bahwa program ini akan meningkatkan kenyamanan pengguna internet dan daya saing dalam layanan web dengan mendorong pengembang untuk menggunakan HTML5 dan menggantikan teknologi web tidak standar dengan HTML5.
KCC juga telah mendirikan sebuah komite untuk mempromosikan penggunaan standar teknologi HTML5 yang terdiri dari para ahli dari berbagai bidang dan manajer dari perusahaan-perusahaan internet. Selain itu KCC juga akan mengadakan kontes untuk layanan aplikasi mobile berbasis HTML5, proyek dukungan menggunakan HTML5 dan mendorong perusahaan di negaranya untuk mengutamakan konten HTML5.
Sebelumnya pemerintah Korea Selatan mengatakan akan mengembangkan sistem operasi open source sendiri untuk smartphone dalam membantu daya saing vendor smartphone lokal terhadap persaingan dengan vendor global seperti Apple dan Google di masa depan. Langkah ini dilakukan tak lama setelah Google mengumumkan pembelian dari Motorola Mobility, sebuah perusahaan hardware yang membuat smartphone berbasis sistem operasi Google Android.
Kim Jae-hong, wakil menteri dari Departemen Pengetahuan Ekonomi, mengatakan bahwa pengambilalihan Motorola oleh Google bersama dengan sekitar 17.000 paten milik Motorola yang berhubungan dengan perangkat mobile memang bisa memberikan perlindungan jangka pendek bagi perusahaan Korea Selatan yang menggunakan sistem Android terhadap klaim paten Apple, Microsoft dan lainnya, terutama Samsung yang karena tuntutan paten ini tidak bisa menjual beberapa perangkat Androidnya di beberapa negara. Namun Kim juga mengingatkan bahwa dengan kemampuannya yang baru diperoleh, Google juga bisa memproduksi smartphone sendiri dan tentunya akan menjadi salah satu pesaing terbesar bagi produsen handset Korea Selatan di masa depan.
"Karena Google adalah sebuah sistem open-source, tentu saja mereka tidak bisa beralih ke sistem yang tertutup hanya dalam semalam," kata wakil menteri ini mengacu kepada OS Android.
Sebelumnya lagi memang muncul desakan luas di Korea agar mereka memiliki sistem software sendiri yang kuat, agar bisa segera lepas dari bayang-bayang software utama buata Amerika (Apple, Google, Microsoft). Seorang Profesor di Seoul National University mengusulkan perlunya untuk menciptakan sebuah "ekosistem software yang sehat" kerjasama antara pemerintah, konglomerat dan perusahaan-perusahaan kecil dan menengah.
Karena platform software mobile yang buatan asli Korea cuma bada dari Samsung, maka pemerintah Korea waktu itu membujuk Samsung untuk membuka sistem operasi buatan mereka ini buatperusahaan lain. Wakil menteri Kim Jae-hong waktu itu menyebutkan bahwa Samsung awalnya juga bersikap negatif tentang pengembangan bersama OS terbuka ini, namun sikap mereka menjadi berubah setelah merger Google-Motorola, dan mulai mempertimbangkan apakah akan mengubah sistem operasi mobile bada mereka, menjadi sistem operasi open source yang bisa digunakan banyak vendor. Dan bisa Anda tebak kemudian lahirlah Tizen.
Tizen dikembangkan secara bersama oleh Linux Foundation, Samsung Electronics dan Intel berdasarkan platform mobile Linux milik Samsung. Dalam Tizen SDK Anda pasti masih akan menjumpai lisensi penggunaan dari Samsung sebagai bukti bahwa OS open source ini dikembangkan pertama kali oleh Samsung.
Selain Samsung, operator dan penyedia layanan mobile internet terbesar di Korea SK Telecom juga akhirnya bergabung sebagai anggota dewan direktur Tizen Association. Dan Tizen memang akhirnya tidak hanya didukung di dalam negeri Korea saja namun juga sampai ke Jepang, China, Eropa dan Amerika. Operator terbesar di Jepang NTT Docomo, perusahaan perangkat dan jaringan mobile terbesar di China Huawei, operator terbesar di Eropa Vodafone, Orange dan Telefonica, beserta Panasonic dan NEC dari Jepang serta operator Sprint dari Amerika juga ikut bergabung dalam menentukan arah perkembangan industri dari Tizen dengan duduk sebagai anggota dewan dari Tizen Association.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar