Laman

Minggu, 12 Februari 2012

Hubungan Samsung dengan mitra dan pesaingnya


"Kita akan melihat migrasi yang cepat di sektor IT - dari perusahaan hardware ke perusahaan software," kata Lee Kun-hee, Chairman Samsung Electronics, sehari setelah pengumuman akuisisi Motorola oleh Google. Chairman Lee dilaporkan telah memerintahkan eksekutifnya untuk mengejar ketertinggalannya dengan perusahaan software besar lainnya. Dalam hal ini, Samsung juga merasa perlu untuk menjauhkan diri dari Google sampai batas tertentu.

Ketergantungan perusahaan Korea ini pada sistem operasi Google Android untuk produk mobile-nya telah membantu mereka untuk menjadi pembuat smartphone terbesar di dunia pada kuartal ketiga tahun lalu, dengan mengalahkan Apple. Tapi banyak analis mengatakan bahwa ketergantungan seperti ini juga bisa menyebabkan kejatuhan mereka.

"Android memiliki kelemahan dalam hal paten, sehingga respon Samsung sudah tepat," kata seorang analis di Korea. "Samsung juga memerlukan diversifikasi untuk sistem operasi diluar Google Android."

Dan yang paling berbahaya memiliki ketergantungan yang berlebihan kepada Android adalah masuknya Google ke dalam bisnis hardware sendiri setelah mengumumkan bahwa mereka telah mendapatkan Motorola. Paduan antara perusahaan hardware dan software adalah sebuah tren baru, terutama setelah kesuksesan Apple. Setelah mengikuti jejak Facebook dengan menciptakan jejaring sosial seperti Google+, tentu sangatlah mungkin bagi perusahaan ambisius seperti Google juga akan mengikuti strategi Apple. Apalagi terbukti Apple telah berhasil menjadi salah satu perusahaan terkaya di dunia melalui sinergi software dan hardware-nya.

"Ini tidak akan menjadi masalah besar," kata Choi Gee-sung, Vice Chairman dan CEO dari Samsung Electronics. "Samsung memiliki sistem operasi sendiri dan kita juga dapat menggunakan sistem operasi Microsoft."

Vice Chairman Samsung Electronics Choi Gee-sung bersama dengan pendiri Microsoft Bill Gates saat CES 2007
Microsoft sebagai perusahaan software lainnya juga memiliki daya tarik yang jelas untuk Samsung. Beberapa waktu yang lalu Samsung dan Microsoft telah menandatangani kesepakatan untuk pengembangan dan pemasaran perangkat Windows Phone. Kesepakatan itu juga mencakup lisensi paten yang lebih luas.

"Berdasarkan kesepakatan itu, Samsung akan membayar royalti kepada Microsoft untuk paten pada smartphone dan tablet Android, dan kedua perusahaan akan bekerja sama dalam pengembangan dan pemasaran Windows Phone," kata Samsung dalam pernyataan tentang kesepakatan ini.

Di sisi perjanjian lisensi, Microsoft telah menuntut perusahaan teknologi yang menjual perangkat berbasis sistem operasi Google Android untuk membayar biaya buat penggunaan beberapa paten milik Microsoft. Microsoft telah menandatangani perjanjian lisensi yang sama dengan HTC Taiwan, Pantech dan LG dari Korea, serta vendor Android lainnya dengan alasan yang sama.

Pertemuan jajaran eksekutif Samsung dan Microsoft di Hotel Shilla, Seoul,  pada tahun 2009

Sistem operasi mobile Microsoft Windows Phone saat ini sedang berjuang untuk mendapatkan popularitas, seperti sistem operasi bada milik Samsung. Jadi lewat kesepakatan ini kedua perusahaan tidak akan kehilangan apapun, yang ada adalah sisi positif yang saling menguntungkan.

Dalam beberapa bulan terakhir ini, upaya Samsung untuk mengurangi ketergantungan pada Android dan mempercepat diversifikasi pada platform software mobile mereka telah menjadi jelas dengan ditampilkannya versi terbaru 2.0 dari bada, dan mengatakan juga bahwa mereka akan membuka bada ke produsen lain. Ini sejalan dengan janji Presiden Samsung Mobile J.K. Shin bahwa "perusahaannya akan bekerja lebih keras untuk mengembangkan bada." Dan juga beredar rumor di berbagai media di Korea bahwa produsen smartphone lain seperti LG Electronics dan Pantech telah meminta kepada Samsung agar mereka bisa menggunakan OS bada untuk smartphone mereka. Mungkin Samsung akhirnya lebih memilih untuk mengembangkan OS lain seperti Tizen agar bisa digunakan vendor lain daripada membuka bada.

Bahkan Microsoft terlihat sangat nyaman bekerjasama dengan Samsung. Terbukti Licrosoft menggunakan tablet buatan Samsung untuk memamerkan sistem operasi Windows 8 terbarunya di konferensi pengembang tahunan. Mereka sebelumnya juga menggunakan smartphone Samsung untuk perangkat resmi Windows Phone yang diperuntukkan buat pengembang aplikasi.

Meskipun telah sukses dengan Android, namun Samsung telah lama menggunakan strategi multi-OS. Untuk perangkat mobile, Samsung menggunakan Android, Windows Phone dan bada. Samsung juga mengumumkan telah berinvestasi bersama-sama dengan Intel untuk mengembangkan platform mobile Tizen yang baru. Ini akan memberikan empat kartu OS di tangan Samsung, yang bisa memberikan pengaruh dalam pengembangan produk dan peluncurannya.

Samsung memiliki banyak paten yang berhubungan dengan komunikasi, sama halnya seperti Motorola dan Nokia. Namun Microsoft dan Intel memiliki lebih banyak paten di bidang sistem operasi dan komputasi. Kesepakatan dengan Microsoft dan Intel akan menjadi pijakan yang kuat buat Samsung untuk menjadi kekuatan yang sama seperti Apple atau lebih besar lagi, dan pada saat yang sama bisa meninggalkan Google jika nantinya harus bersaing di pasar mobile.

Kerjasama dengan Intel lewat Tizen juga membuka peluang Samsung untuk bisa merilis smartphone berbasis software mereka sendiri di pasar Amerika. Selama ini sangat sulit perusahaan software dari luar untuk menembus pasar Amerika. Sejarah telah mencatat waktu masa kejayaan Nokia dengan Symbian nya yang tidak pernah berhasil ketika dipasarkan di Amerika. Sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar di Amerika, Intel tentu akan bisa membantu Samsung melewati berbagai hambatan di negeri Paman Sam.

Vice Chairman Choi pertama kali mengisyaratkan tentang kehadiran Tizen saat berbicara kepada wartawan di sela-sela acara IFA 2011 yang lalu di Jerman, dengan mengatakan bahwa "[perusahaannya] juga sedang dalam proses pengembangan sebuah OS lain selain bada."


Samsung untuk saat ini juga tidak akan bisa lepas dari Apple, dan begitu juga sebaliknya. Walaupun saat ini terlibat dalam perang paten antar satu sama lain di seluruh dunia, tetapi mereka memiliki hubungan jangka panjang dalam kerjasama dan kompetisi selama 30 tahun terakhir (baca: Pasang surut hubungan Steve Jobs dan Samsung selama 30 tahun). Para CEO dari dua perusahaan telah memiliki hubungan erat selama bertahun-tahun. Pendiri Samsung Grup Lee Byung-Chull, putranya dan penggantinya Lee Kun-hee, dan cucunya sekaligus sebagai CEO Samsung Electronics Lee Jae-yong sering berbicara dengan co-founder Apple Steve Jobs untuk saling memberi saran atau mengadakan perundingan.

Jobs bertemu keluarga pemilik Samsung untuk pertama kalinya pada bulan November 1983 di kantor pendiri Samsung di Seoul. Pada saat itu, Samsung Electronics memutuskan untuk memperluas bisnis semikonduktor setelah melalui banyak pertimbangan dan mulai membangun pabrik chip di Yongin, Provinsi Gyeonggi, melalui investasi yang besar.

Kini mereka tinggal menyisakan hubungan dagang diantara keduanya. Jika permintaan pasar akan Apple di pasar terus meningkat, maka dipastikan komponen buatan Samsung juga akan laris dipesan oleh Apple. Apple memang terus berusaha mencari penyuplai komponen lain diluar Samsung, namun dalam waktu dekat akan sulit mencari yang memiliki kualitas setara. Dengan mulai mengurangi ketergantungan terhadap Android melalui bada dan Tizen, Samsung tidak akan dihantui masalah tuntutan paten Apple lagi dan bisa bernegoisasi dengan baik untuk harga komponennya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar