Ingat sejarah berikut ini?
- Android asli tidak bisa merekam video, tidak ada video call, tidak mendukung flash di browser, tidak bisa transfer file via bluetooth dan tidak mendukung rotasi layar.
- IPhone asli tidak memungkinkan aplikasi dari pihak ketiga, tidak bisa memilih ringtone sendiri, tidak bisa transfer file via bluetooth, tidak bisa merekam video, tidak ada multi-tasking, dan tidak memiliki dukungan 3G dan MMS.
- Perangkat BlackBerry asli malah hanya bisa push email, telpon, mengirim pesan teks, fax via internet, browsing dan layanan informasi nirkabel lainnya dalam layar yang monokrom. Praktis tidak ada fitur multimedia, kamera atau konektivitas yang layak.
- Windows Phone 7 asli sebagai reinkarnasi dari Windows Mobile yang lama tidak bisa multi-tasking, tidak bisa transfer file via bluetooth, tidak ada copy/paste, mengganti ringtone harus mengunduh via Marketplace, tidak ada mode USB mass storage untuk transfer file dengan PC, tidak mendukung flash di browser dan tidak ada video call. Padahal Windows Mobile yang lama bisa semua itu karena memang Microsoft membangunnya kembali dari bawah
Lalu bagaimana dengan bada?
Setelah Samsung meluncurkan OS bada di akhir 2010, kemudian muncul konsep dari bada UX dalam bentuk screenshot dan video seperti dibawah ini. Dalam video ditampilkan bahwa bada bisa multi-tasking, memiliki background menu wallpaper yang bisa diganti dengan deretan ikon dalam 4 kolom, mendukung fitur voice recognition, yang mana semua itu ada di bada 2.0. Jadi bisa disimpulkan bahwa pengembang bada sudah merencanakan semua itu sejak awal kemunculan bada 1.0 di pasar smartphone, tapi gagal menghadirkannya dengan sempurna sesuai deadline sehingga molor hingga ke versi 2.0.
Sistem operasi yang sukses adalah sistem operasi yang bisa bertahan cukup lama untuk secara terus menerus bisa memperbaiki kelemahan-kelemahannya. Hal itu bisa terjadi jika pendukung OS ini memiliki komitmen yang mendalam, menawarkan sesuatu yang menarik yang berbeda dengan yang lain sehingga konsumen bersedia untuk membelinya meskipun masih banyak kekurangan disana-sini. Kesempatan yang terbaik akan datang jika Anda memiliki kesabaran, pendanaan yang cukup dan diferensiasi produk yang baik.
Bagaimana bada bisa belajar dari OS lainnya?
WebOS adalah contoh salah satu OS mobile yang bagus, namun Palm tidak cukup kaya untuk mendanainya dan HP yang kemudian membelinya tidak cukup sabar untuk terus berinvestasi setelah versi pertama yang menunjukkan banyak kelemahan. Dan yang lebih penting, tidak ada produk handset WebOS yang cukup menarik yang membuat orang mau membelinya, meskipun dari sisi software masih banyak kelemahannya.
Dibanding seri Android, Samsung selalu menghadirkan smartphone bada dengan desain dan material hardware yang lebih baik serta harga yang lebih bersaing. Ini strategi bagus untuk menjaring konsumen yang menginginkan smartphone stylish dengan harga terjangkau, sementara disisi lain bisa menutupi kelemahan dari sisi kurangnya dukungan aplikasi pihak ketiga sebagai OS yang masih baru.
iPhone sukses karena menurut sebagian orang adalah perangkat pertama yang menghadirkan pengalaman browsing internet layaknya PC pada smartphone. Ini merupakan "killer feature" buat orang-orang untuk membeli iPhone sekaligus memberikan kredibilitas pasar dan waktu buat Apple untuk mengaktifkan layanan aplikasi dari pihak ketiga, memperbaiki masalah pada ponsel, dan menambahkan fitur tambahan untuk semakin memperkuat visi produk. Dan sudah menjadi tradisi bahwa setiap model iPhone yang keluar pasti disertai killer feature yang baru yang diklaim paling inovatif dibanding hanya mengunggulkan perbedaan spesifikasi hardware seperti pesaingnya, seperti misalnya untuk tahun ini adalah Siri.
Android kemudian juga sukses (sebagian) karena Apple begitu bodoh meninggalkan celah di pasar yang akhirnya bisa diisi oleh Google. Salah satu kesalahan terbesar yang pernah dilakukan Steve Jobs adalah keputusannya untuk membawa iPhone secara eksklusif untuk operator AT&T di Amerika Serikat selama beberapa tahun. Hal ini memaksa Verizon, operator terbesar di Amerika sekaligus pesaing AT&T, untuk mencari pesaing iPhone dan terjun ke pasar secara agresif dengan pilihannya. Keputusan Verizon akhirnya jatuh ke Google dengan OS barunya setelah melihat Windows Mobile dan Symbian waktu itu sudah dianggap "kuno" oleh konsumen dan sedang berada dalam tren kemunduran. Orang-orang di luar Amerika tidak menyadari hal ini, namun di Amerika Serikat Verizon adalah otak pemasaran utama di balik kesuksesan Android. Verizon secara habis-habisan mengkampanyekan produk Android ke pasar dan terus mendorongnya untuk waktu yang lama, sehingga memberikan Google waktu yang cukup untuk meningkatkan software Android nya dalam melewati masa-masa kritis selama rilis pertama yang penting.
Jadi seperti yang telah diutarakan sebelumnya suatu OS bisa sukses jika pemiliknya memiliki kesabaran, pendanaan yang cukup dan diferensiasi produk yang baik. Selain dibutuhkan sumber daya terbaik untuk mengarahkan OS menuju arah yang ingin dituju, pendanaan juga sangat penting karena tidak sedikit waktu yang dibutuhkan untuk membuat OS yang baik dan tidak murah untuk menggaji orang-orang terbaik di bidangnya.
Mengapa Android sangat penting untuk pertumbuhan bada?
Pertumbuhan smartphone Android selama tahun 2011 hampir semuanya berasal dari Samsung. Jadi, sebenarnya Android yang mendorong pertumbuhan smartphone Samsung atau Samsung yang malah mendorong pertumbuhan smartphone Android ? |
Samsung memilih untuk mengintensifkan dulu pemasaran dari produk Android nya, selain untuk mendapatkan dana dan waktu yang cukup untuk mematangkan OS miliknya sekaligus juga bisa "memanfaatkan" popularitas Android guna menaikkan "brand image" mereka di mata konsumen. Dengan menjadi vendor Android terbesar, Samsung juga bisa menghambat perkembangan dari vendor smartphone lainnya yang mayoritas menggunakan OS Android dan memperbesar ketergantungan Android pada Samsung, kondisi yang sama seperti ketergantungan OS Windows PC pada chipset Intel selama ini. Dengan mendukung semua OS lisensi seperti Android dan Windows Phone berarti tim R&D Samsung bisa mempelajari kelebihan dan kekurangan masing-masing OS untuk perbaikan OS mereka sendiri. Tidak ada ilmuwan yang sangat jenius hingga bisa menciptakan sesuatu tanpa pernah belajar atau menggunakan ciptaan orang lain untuk keberhasilannya.
Sementara dibelakang, Samsung memilih untuk terus fokus dan terus bekerja meningkatkan kemampuan software miliknya secara "lebih keras dari orang pikir diluar." Tantangan yang paling sulit bagi Samsung nantinya tentu saja bagaimana mengalihkan konsumen Android mereka untuk secara mulus mau berpindah ke OS miliknya, terutama yang dari Amerika Serikat dimana penjualan handset hampir semuanya melalui operator. Untuk tujuan ini Samsung telah berusaha memberikan "user experience" dan layanan yang sama untuk semua smartphone produksinya untuk membedakan dengan OS aslinya walaupun berbeda OS untuk tujuan masa depan yang lebih mudah dan menguntungkan.
3 komentar:
analisa % prediksi yg matang.. baiklah, Anda LULUS! :-D
nice post :D
sayangnya masih sedikit kecewa dengan interfacenya bada agak2 mirip android Berharap ; interfacenya berbeda. dan lebih memiliki feature-feature yang lebih different dari ponsel lain. :)
Posting Komentar