Samsung baru-baru ini telah merilis SDK baru untuk bada versi 1.2 kepada umum dan membuka pintu yang selebar-lebarnya semua pihak untuk mempelajari sistem operasi bada dan memanfaatkannya untuk membuat aplikasi yang sebanyak-banyaknya untuk perangkat bada. Bahkan hingga Juni 2011 Samsung telah menggratiskan biaya sertifikasi untuk pengembang yang ingin menjual aplikasinya di Samsung Apps. Langkah ini ditujukan untuk menarik minat para pengembang independen dan pemula sehingga tidak akan ada resiko apapun yang mereka terima jika ingin mengembangkan aplikasi untuk bada. Samsung saat ini memang dalam proses untuk mengejar jumlah aplikasi dari Apple App Store dan Android Market. Dua platform terakhir ini memang sudah dikenal berkat kekayaan khasanah aplikasinya, tapi Samsung telah memiliki rencana besar untuk bada.
Selama dua tahun terakhir, Samsung telah mengucurkan banyak dana untuk pengembangan software divisi mobile nya. Hal ini diluar kebiasaan karena sebelumnya Samsung dikenal sebagai perusahaan yang kuat di sisi hardware. Langkah ini adalah awal dari tujuan besar Samsung untuk menciptakan ekosistem yang mandiri diantara semua produk hardware buatannya, mulai dari televisi, ponsel, tablet, netbook, home theater, kulkas dan produk home appliances lainnya. Samsung menyadari bahwa kedepannya software akan memegang peranan penting disamping hardware nya juga, jadi mereka ingin menciptakan keseimbangan yang mandiri daripada harus bergantung pada perusahaan software besar lainnya.
Langkah ini bukannya tanpa hambatan yang besar, karena faktanya memang hampir semua pengembang dan perusahaan software yang besar itu berasal dari Amerika, seperti Apple, Microsoft, Google, Yahoo, RIM, dll. Dibelahan dunia lainnya, pekerjaan sebagai pengembang aplikasi dianggap masih bukan pekerjaan yang menjanjikan untuk masa depan. Oleh karena itu Samsung rela mengucurkan dana yang besar untuk mengadakan acara bada Developer Day di berbagai negara secara rutin dan kontes bada Developer Challenge untuk menarik minat para pengembang independen dan pemula. Dan berbagai kegiatan pendukung ini memang tidak untuk tujuan yang instan, semuanya adalah untuk masa depan. Segala yang besar pasti dimulai dari sesuatu yang kecil dan berkelanjutan.
Lalu kenapa Samsung tidak menarik para pengembang Amerika saja? Samsung menyadari posisi bada saat ini dan akan sulit kalau harus dihadapkan langsung dengan platform lain yang sudah matang seperti iOS, Android, Windows Phone dan BlackBerry. Android dari saja yang dilahirkan di Amerika oleh perusahaan software raksasa sekelas Google saja butuh waktu lebih dari dua tahun untuk bisa seperti sekarang ini. Dan faktanya memang Samsung Wave sebagai ponsel bada pertama jauh lebih sukses dari HTC Dream ponsel Android pertama dari sisi penjualan, dan versi awal dari platform bada sekarang jauh lebih matang, baik dari sisi UI maupun fitur dengan Android versi awal dulu yang tidak bisa menjalankan video, tidak bisa transfer bluetooth, tidak ada Android Market, dll.
Samsung juga telah menarik hikmah dari kegagalan Nokia yang selama bertahun-tahun gagal memasyarakatkan platform Symbian untuk masyarakat Amerika. Bahkan sampai sekarang Nokia juga gagal menjadi vendor yang diperhitungkan di Amerika, sementara Samsung saat ini adalah vendor ponsel terbesar di Amerika, diatas LG, Motorola, Apple dan RIM. Tapi posisi ini tidak serta merta membuat Samsung langsung menghadirkan deretan smartphone bada di Amerika karena Samsung selalu menghadirkan ponsel sesuai riset mereka tentang keinginan konsumen lokal. Mungkin ini juga jawaban kenapa mereka lambat menghadirkan perangkat bada di Indonesia dan/ataupun di Korea.
Berbeda dengan iPhone, Android, Windows Phone 7 atau BlackBerry, platform bada dibangun dari bawah keatas. Sesuai slogannya “Smartphone for Everyone”, Samsung bahkan tidak pernah menyebut Samsung Wave sebagai ponsel high end. Tapi mereka berkeyakinan kalau hardware yang bagus dengan harga yang sesuai adalah dambaan setiap orang. Dan ini adalah cara Samsung untuk memasarkan bada, yaitu dengan mengumpulkan setiap energi dan cinta dari pengguna bada di seluruh dunia. Dipasar mid low ini relatif tidak penuh sesak dengan persaingan seperti di segmen high end, dan rata-rata pesaing ponsel bada adalah featurephone atau ponsel non-smartphone. Dan Samsung telah meninggikan derajat pengguna ponsel di segmen ini dengan memberikan fitur layaknya smartphone lain yang berada di segmen diatasnya dengan sebuah paltform smartphone yang terbuka.
Bada tampaknya akan mengikuti jalan yang sama seperti Android, mereka ingin besar tanpa harus dibelenggu hanya oleh satu segmen saja seperti iPhone OS atau iOS. Lewat acara bada Developer Day di Afrika Selatan juga sempat diungkapkan kalau Samsung sedang merencanakan sejumlah ponsel bada low end yang lebih murah lagi dari generasi Wave yang sekarang. Kabarnya tahun depan akan hadir smartphone bada dengan harga berkisar $100 atau 1 juta rupiah. Hal ini tentu saja untuk mencapai target penjualan 10 juta unit ponsel bada di paruh pertama 2011 untuk membantu membawa berbagai aplikasi kepada “mass market”, sesuatu yang jelas Samsung ingin berada di garda depan untuk mendahului para pesaingnya. Segmen ini jelas lebih banyak pengguna daripada kelas high-end, dan juga persaingan relatif lebih longgar.
Memang, Samsung tidak menyebutkan kapan pastinya platform bada bisa menyebar secara luas di seluruh dunia. Menurut blog resmi, sistem operasi mobile ini telah mendarat di 75 negara tahun ini menuju 100 negara seperti yang sebelumnya menjadi target pencapaian. Tentu saja, di tahun depan akan muncul smartphone super high-end dan juga ponsel yang menyasar segmen korporat dan bisnis dengan hardware terbaru dan termutakhir dari Samsung, tetapi semuanya akan tertata dengan baik melalui perencanaan yang teratur, bukannya cuma ingin menggapai mimpi berdasarkan ilusi. Pembuat ponsel Korea Selatan ini terlebih dahulu ingin menyebarkan cinta kepada pengguna bada sebanyak mungkin. Dan handset yang muarah serta aplikasi gratis adalah cara yang keren sekaligus terbaik untuk melakukannya.
Tuduhan yang ditujukan kepada Samsung bahwa mereka mengambil waktu terlalu lama untuk meluncurkan platform bada ke pasar telah terjawab dengan penjualan hingga jutaan unit Samsung Wave sebagai perangkat perdana. Hanya waktu yang akan membuktikan apakah bada bisa bersaing dengan Android sebagai sistem operasi yang bisa berjalan di smartphone high-end dan low-end. Dan Samsung Wave telah membuat awal yang baik dan setiap orang memiliki kesempatan untuk mendapatkan aplikasi serupa dengan yang ada di Android dan iPhone dengan cara yang lebih menarik. Tapi harapan besar bada saat ini adalah bisa bekerja di handset murah, yang masih sulit dilakukan oleh platform lain tanpa limitasi yang berarti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar