Laman

Selasa, 21 Agustus 2012

Apa yang akan dilakukan Samsung setelah pertarungan hukum dengan Apple berakhir?


Samsung Electronics akan bersiap untuk mengambil langkah berikutnya setelah pertempuran hukum di pengadilan yang sedang berlangsung dengan klien terbesarnya, Apple, di Pengadilan Federal San Jose, California, Amerika Serikat, setelah kelanjutan dari sengketa kedua perusahaan ini dianggap tak pernah terselesaikan.

Kedua perusahaan ini gagal mencapai kompromi meskipun sudah ada pembicaraan mediasi yang diperintahkan oleh Hakim federal Amerika Serikat Lucy Koh yang memimpin sengketa industri teknologi terbesar dalam sejarah. Argumen penutup telah dijadwalkan hari ini (21/8) dengan juri akan memutuskan vonis pada 25 Agustus mendatang. Buat Samsung, apapun nanti keputusan pengadilan mereka telah sibuk mempersiapkan strategi dan rencana selepas pertarungan hukum yang banyak menyedot perhatian pemerhati teknologi di seluruh dunia ini.

Untuk perusahaan sekelas Samsung, mereka perlu menentukan strategi yang jelas untuk mengubah perencanaan ke depan mereka dari hanya sekedar menjual produk untuk menjadi pencipta pasar yang menjual nilai tambah. Samsung sebelumnya telah tumbuh dengan tujuan untuk mengalahkan saingan. Oleh karena itu mereka selama ini menggunakan strategi "fast follower" yang diterapkan dengan sangat efektif oleh struktur top-down perusahaan dalam pengambilan keputusan dan implementasi yang cepat.

"Ada riwayat tantangan," kata seorang eksekutif senior Samsung kepada The Korea Times. Sony, Hewlett-Packard dan Nokia adalah target utama Samsung sebelumnya dan sekarang Samsung telah mengalahkan mereka semua dalam hal pendapatan dan pangsa pasar. "Pada dasarnya, Samsung sekarang tidak memiliki target yang harus dikalahkan, namun kebangkitan perusahaan-perusahaan China telah menargetkan perusahaan [Samsung]. Kita perlu mendapatkan momentum bisnis yang sama sekali baru untuk menjamin keberlanjutan perusahaan," kata eksekutif Samsung ini.

Untuk itu, eksekutif Samsung ini juga mengatakan bahwa pihaknya telah diminta untuk mengejar jenis evolusi lain buat perusahaannya dengan model bisnis dan inisiatif yang benar-benar baru. Dan untuk pembuat keputusan tingkat atas di Samsung, Apple adalah target yang tepat untuk menginspirasi dan mendorong karyawan mereka sebelum munculnya transisi yang lain dari perusahaan, menurunkan kemungkinan memilih untuk cross-lisensi paten komprehensif dalam waktu dekat.

"Sebelumnya telah muncul keraguan tentang apakah kita bisa mengalahkan Sony dan Nokia. Tapi kami bisa melakukannya. Kuncinya adalah bahwa Apple selama ini masih meremehkan Samsung. Ini tidak boleh dibiarkan," kata Choi Gee-sung, Chief Strategy Officer di Samsung, dalam pertemuan dengan wartawan ketika ia masih menjabat sebagai CEO dari Samsung Electronics.

Pada tahun 2010, Samsung diminta oleh Apple untuk membayar lisensi $30 untuk setiap smartphone Samsung yang dijual dan $40 untuk setiap tablet. "Ini terlalu kasar dan Apple tidak siap untuk menghormati Samsung, meskipun mereka menggunakan teknologi nirkabel yang telah kami patenkan," kata salah seorang eksekutif Samsung yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.

"Apple dan Samsung berbeda pandangan tentang nilai-nilai hak paten mereka. Tetapi Apple masih berpikir bahwa Samsung hanyalah sebagai pemasok komponen. Ini adalah kesalahan, karena kita sekarang bukanlah seperti Samsung yang mereka lihat pada satu dekade yang lalu," kata eksekutif ini, sambil menambahkan bahwa perusahaannya siap untuk membawa masalah ini ke pengadilan manapun.

Ahli hukum dan industri melihat pertarungan ini sebenarnya hanya pada masalah kebanggaan masing-masing dan umumnya setuju bahwa sangat sulit untuk mengukur dampak positif dan negatif dari gugatan hukum tersebut.

Tahun ini, Apple diperkirakan akan meningkatkan pembelian atas komponen Samsung yang terdiri dari layar datar, chip memori dan prosesor mobile untuk digunakan dalam perangkat mereka menjadi $11 milyar dari $7,8 milyar setahun lalu. Apple gagal untuk menemukan alternatif untuk menggantikan Samsung sebagai pemasok suku cadang mereka, meskipun perusahaan yang berbasis di Cupertino ini sebelumnya telah mendekati perusahaan Taiwan dan Jepang untuk memotong ketergantungannya pada mitra mereka dari Korea Selatan ini yang sekarang berubah menjadi salah satu musuh besarnya.

Sejauh ini, ada sisi positif dari pertarungan dengan Apple yang bisa digunakan sebagai sarana buat Samsung Electronics untuk meningkatkan profil perusahaan mereka di seluruh dunia dengan efektif, suatu pandangan yang juga disepakati oleh banyak eksekutif Samsung.

"Memang benar bahwa produk mobile Samsung telah mengalami kemajuan substansial dalam hal desain dan software. Produk kami menjadi lebih gaya dan lebih keren dibandingkan beberapa tahun yang lalu," kata salah seorang desainer senior dari Samsung.

Sebelum sengketa paten dimulai, Samsung dulunya adalah runner-up di belakang raksasa ponsel Finlandia Nokia. Tapi sekarang Samsung telah menjadi produsen ponsel terbesar di dunia baik untuk smartphone dan feature phone karena Apple telah menjadi target insentif yang baik yang digunakan oleh para eksekutif senior untuk memotivasi para karyawan.

Samsung sudah diakui sebagai pemasok terkemuka di dunia chip semikonduktor dan layar datar dan juga merupakan produsen TV teratas. Sementara itu baru-baru ini juga muncul sebagai produsen ponsel terbesar. Untuk terus maju ke depan dan tidak kehilangan momentum, Samsung memerlukan target pencapaian yang baru.

Pada bulan Januari tahun ini, Choi Gee-sung mengatakan kepada wartawan bahwa perusahaannya khawatir tentang bagaimana menangani kemampuan inovatif mereka saat ini untuk menciptakan ekosistem, model bisnis dan nilai-nilai baru, meskipun memiliki keunggulan yang sudah terbukti di bidang manufaktur hardware.

"Kecenderungan teknologi global telah bergeser menuju konten daripada manufaktur. Kami mencoba yang terbaik untuk dilahirkan kembali sebagai pemimpin global, bukan hanya sebagai perusahaan Asia Timur yang terkenal," kata Choi dalam sebuah pertemuan makan malam dengan media Korea di sela-sela partisipasinya di perhelatan teknologi CES 2012 yang berlangsung awal tahun ini di Las Vegas, Amerika Serikat.

Pasar analis dan orang dalam Samsung mengatakan bahwa perusahaan yang berbasis di Suwon ini akan menggunakan keunggulannya di bidang hardware dan manufaktur untuk menarik perhatian konsumen dengan software mereka sendiri. Tetapi software sulit untuk cepat populer dan keahlian di bidang ini juga tidak bisa cepat diperoleh. Untuk itu Samsung harus bersabar dan tidak cepat menyerah dalam melakukan berbagai percobaan dalam pengembangan sistem operasi mereka sendiri seperti bada dan TIZEN, karena hanya inilah satu-satunya cara untuk sukses. Google membeli software Android pada tahun 2005 setelah mendukung pengembangannya, dan Apple mulai bekerja pada pengembangan iOS pada tahun 2003. Sementara bada baru diluncurkan pada tahun 2010 dan TIZEN pada 2011.

Meskipun akan memiliki banyak tantangan, Samsung telah memulai transisi "ringan" menuju "value-creating company" dari melakukan diversifikasi portofolio menuju ke fokus pada satu wilayah yang tak tersentuh. Dampak bada telah banyak diabaikan ketika pertama diluncurkan, tetapi berdasarkan data dari firma riset Gartner sekarang telah menjadi platform mobile terbesar kelima mobile yang paling populer di dunia setelah tumbuh lebih cepat dari Windows Phone milik Microsoft.

Smartphone seri Wave dari Samsung yang menjalankan OS bada juga berhasil menciptakan prestasi yang cukup menggembirakan di kuartal pertama tahun ini. Untuk pertama kalinya sejak diluncurkan pada pertengahan 2010, model/keluarga Samsung Wave masuk dalam 10 besar dalam hal jumlah pengiriman perangkat secara global berdasarkan riset dari Strategy Analytics.

"Tindakan tentu lebih bermakna daripada sekedar kata-kata. Samsung telah meningkatkan jumlah pengembang software mereka menjadi dua kali lipat dan mereka juga telah menerima keuntungan dan insentif yang lebih dari sebelumnya. Bagaimanapun orisinalitas Samsung adalah perusahaan manufaktur [hardware], namun kita semakin meningkat dalam percampuran dengan software," kata salah seorang pengembang software dari Samsung.

Sejalan dengan perluasan inisiatif perusahaan, Samsung telah memperluas kemitraan strategis dengan penyedia dan perusahaan konten mSpot berbasis di Amerika Serikat yang baru saja diakuisisi. Ini adalah akuisisi komplit yang pertama untuk sebuah perusahaan konten dan software luar negeri, dalam upaya untuk memperoleh hak paten dan menginternalisasikan software Samsung yang berhubungan dengan kemampuan dari perusahaan yang diakuisisi.

"Media berita asing telah terbiasa dengan ketidakpedulian Samsung dalam akuisisi yang mencolok, dan mereka sibuk meremehkan upaya kami untuk membuat perubahan. Kita memiliki jalan kita sendiri. Karena Samsung menjalankan chip yang cash-intensif dan siklikal dan juga bisnis layar datar, tentu akan sangat sulit bagi mereka untuk melihat perubahan mendadak," kata salah seorang eksekutif Samsung. "Tapi titik kunci semua ini adalah pertarungan dengan Apple yang telah membangunkan kami," tambahnya tentang kondisi internal perusahaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar